Simulasi ASEAN Summit
Posted on Jumat, 01 Agustus 2014 at 07.27


Serunya sekolah di IC itu, banyak guru yang kreatif, suka “aneh-aneh” bikin proyek ini itu sebagai media pembelajarannya. Apalagi kalo proyeknya dilakukan bareng seangkatan. Contoh saja Pak Yus, guru PKn. PKn ini proyeknya pasti seru dan bener-bener seperti kenyataannya. Pas kelas X dulu, beliau mengadakan proyek simulasi pileg dan pilpres. Nah, proyek pas kelas XI ini adalah simulasi Sidang ASEAN, atau lebih gantengnya kita sebut ASEAN Summit.

Satu angkatan secara acak dibagi menjadi 10 kelompok. Masing-masing kelompok itu ceritanya menjadi delegasi dari sebuah negara di ASEAN, yang juga ditentukan secara acak. Masing-masing delegasi diberi seorang tutor dari kakak Magnivic untuk membimbing selama proses penggalian informasi. Setiap delegasi ditentukan satu ketuanya.

ASEAN Summit tahun ini mengambil tema “Tackling transnational crime trough ASEAN Community”. Kita harus cari banyak-banyak info tentang transnational crime dan ASEAN Community itu sendiri untuk menyusun position paper, sebuah kertas yang nantinya berisi pandangan, pendapat, serta solusi dari negara kita tentang masalah yang diangkat. Selain itu, kita harus mempelajari mati-matian tentang negara negara yang bersangkutan, dan tentu saja negara-negara lain juga harus dipelajari. Informasi tentang politik negara-negara ASEAN, masalah ekonomi, perdagangan, sumber daya alam, kriminalitas, dan apa pun yang berkaitan tentang ASEAN menjadi sangat penting kali ini. Intinya, banyak-banyakan informasi!

Singkat cerita, malam sidang pun tiba. Yang menjadi ketua sidang adalah Kak Gilang, dengan Kak Ali di sebelahnya sebagai pembawa acara (mungkin?). Setelah Pak Yus memberikan briefing singkat, sidang pun dimulai. Acaranya dibagi jadi beberapa sesi, yakni pembacaan position paper, sesi diskusi 1, break alias sesi lobi, sesi diskusi 2, sesi polarisasi, dan voting resolusi.

Singkat cerita, lanjut ke sesi polarisasi, saatnya ketua delegasi berdiri dan berhubungan secara langsung dengan ketua delegasi negara lain. Berdiskusi bentar, terus langsung terpisah menjadi dua kubu polarisasi. Perbedaan jumlahnya cukup signifikan, yakni tiga lawan tujuh. Setelah itu, masing-masing kubu membuat draft resolusi yang akan dibacakan di depan ruangan sidang. Kubu pertama ada Indonesia, Myanmar, dan Singapura yang menawarkan resolusi ekstradisi. Kubu kedua ada Brunei, Kamboja, Laos, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam yang menawarkan untuk merevitalisasi ASEANAPOL.

Setelah pembacaan draft resolusi, voting pun dimulai dengan keadaan udah pada tau mana yang bakal menang. Habis itu, sidang ditutup dan dilanjutkan dengan sesi yang paling seru, POTO-POTO!!! (mrm)

0 Comment:


Post a comment



Older »


TOP▲
© 2011-2013 ASTONICDR.
Design by Amer Izzat & Powered by Blogger.
Best viewed using Google Chrome with a resolution of 1366 x 667.